Saturday, 18 May 2013
Israel dijangka tingkat serangan ke atas Syria
Tel Aviv: Seorang pegawai Israel membayangkan, Tel Aviv bakal melakukan lebih banyak serangan ke atas Syria, lapor media semalam.
New York Times melaporkan, jika Syria bertindak balas dengan menyerang Israel, Presiden Bashar al-Assad bakal berdepan dengan kehilangan kerajaannya.
Akhbar itu membuat laporan berkenaan dengan memetik sumber dalaman Israel.
Pada 5 Mei lalu rejim Zionis melakukan serangan udara ke wilayah Syria dan mendakwa ia disasarkan kepada konvoi senjata yang dalam proses diserahkan kepada Hizbullah.
Media Syria pula mendakwa, serangan itu terkena Pusat Penyelidikan Saintifik Jamraya.
Pada 9 Mei Timbalan Menteri Luar Syria Faisal al-Miqdad berkata, Damsyik akan bertindak balas serta-merta terhadap sebarang serangan baru Israel. - AFP
Askar Syria seksa orang awam
Beirut: Aktivis hak asasi menemui peralatan seksaan dan bukti lain penderaan dalam penjara kerajaan di bandar pertama Syria yang kini di bawah kawalan pembangkang, kata Human Rights Watch dalam satu laporan semalam.
Raqqa, di timur Syria ditawan pemberontak lewat Februari lalu ketika mereka berjuang menggulingkan Presiden Bashar Assad.
Pemberontak membantu kumpulan berpusat di New York itu untuk mengakses kemudahan yang pernah menjadi milik agensi keselamatan kerajaan dan perisikan tentera lewat April lalu.
Temui bukti fizikal
HRW berkata, penyelidiknya menemui bukti fizikal bahawa rakyat Syria diseksa, termasuk dengan alat yang dikatakan bekas tahanan digunakan untuk meregang atau membengkok tangan dan kaki mangsa.
Kumpulan itu juga menemui bukti menunjukkan penduduk Raqqa ditahan akibat perbuatan yang dianggap menyalahi undang-undang seperti bantahan atau membantu mangsa yang cedera.
Aktivis kumpulan hak asasi dan pembangkang sekian lama mendakwa orang awam ditahan tanpa didakwa, diseksa dan kadang kala hilang sejak pemberontakan ke atas rejim Assad bermula.
Penemuan HRW jelas satu daripada bukti penderaan fizikal terbesar yang menyokong dakwaan itu setakat ini.
Keterangan bekas tahanan
Dokumen, sel penjara, bilik soal siasat dan peralatan penderaan yang kami lihat dalam kemudahan keselamatan kerajaan adalah konsisten dengan keterangan bekas tahanan yang pernah diseksa kepada kami, kata Nadim Houry, timbalan pengarah Asia Barat HRW.
HRW mendokumenkan penderaan di kedua-dua pihak perang saudara Syria sepanjang konflik 26 bulan di negara itu.
Kumpulan berkenaan menemuramah sekurang-kurangnya lima orang yang pernah ditahan Perisikan Tentera di Raqqa.
Mereka disoal pegawai keselamatan mengenai aktiviti yang dijalankan termasuk sama ada mereka menyertai demonstrasi anti Assad, menyediakan bantuan kepada keluarga pelarian, mempertahankan tahanan dan menyediakan bantuan kepada penunjuk perasaan.
AP
Pejuang Suriah Pemakan Jantung Tentara Assad Siap Diadili Jika Assad Juga Diadili
BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Komandan pejuang oposisi Suriah yang menjadi tenar di dunia internasional karena rekaman video dia memotong dan makan organ seorang prajurit Assad yang tewas dengan jiwa kesatria mengatakan ia bersedia untuk menghadapi pengadilan atas tindakannya dengan syarat Presiden Bashar Al-Assad dan loyalisnya yang membunuh, memperkosa dan melakukan perbuatan sadis terhadap Muslim Sunni Suriah juga dikirim ke pengadilan.
Sebuah video yang dirilis pada Jumat menunjukkan komandan di pusat provinsi Homs Suriah, yang dikenal sebagai Abu Sakkar, berdoa di lapangan dan menjawab pertanyaan dari juru kamera.
"Saya siap untuk bertanggung jawab atas tindakan saya, dengan syarat bahwa Bashar dan (milisi Syi'ah) Shabbiha nya diadili atas kejahatan yang mereka lakukan terhadap perempuan-perempuan dan anak-anak kami," katanya.
"Aku mengirimkan pesan ini kepada dunia jika pertumpahan darah di Suriah tidak berhenti, setiap warga Suriah akan menjadi Abu Sakkar."
Sebuah video dari Abu Sakkar, pendiri dari Batalyon Farouq yang terkenal di Homs, menyebar awal pekan ini. Di video tersebut menunjukkan dia membelah tubuh seorang prajurit Assad yang telah mati dan mengambil salah satu organ tubuhnya lalu menggigitnya.
Sebuah video yang dirilis pada Jumat menunjukkan komandan di pusat provinsi Homs Suriah, yang dikenal sebagai Abu Sakkar, berdoa di lapangan dan menjawab pertanyaan dari juru kamera.
"Saya siap untuk bertanggung jawab atas tindakan saya, dengan syarat bahwa Bashar dan (milisi Syi'ah) Shabbiha nya diadili atas kejahatan yang mereka lakukan terhadap perempuan-perempuan dan anak-anak kami," katanya.
"Aku mengirimkan pesan ini kepada dunia jika pertumpahan darah di Suriah tidak berhenti, setiap warga Suriah akan menjadi Abu Sakkar."
Sebuah video dari Abu Sakkar, pendiri dari Batalyon Farouq yang terkenal di Homs, menyebar awal pekan ini. Di video tersebut menunjukkan dia membelah tubuh seorang prajurit Assad yang telah mati dan mengambil salah satu organ tubuhnya lalu menggigitnya.
..Saya siap untuk bertanggung jawab atas tindakan saya, dengan syarat bahwa Bashar dan (milisi Syi'ah) Shabbiha nya diadili atas kejahatan yang mereka lakukan terhadap perempuan-perempuan dan anak-anak kami..
Ditanyakan oleh pewawancara yang tak terlihat mengapa ia memutilasi tubuh prajurit tersebut, Abu Sakkar mengatakan ponsel tentara Bashar Al-Assad itu berisi video klip dimana dia memperkosa para perempuan, membakar mayat-mayat dan memotong tangan dan kaki para tawanan dari oposisi Suriah .
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pro-oposisi yang telah mendokumentasikan dan mempublikasikan puluhan vidoe eksekusi dan penyiksaan dari kedua belah pihak, mengatakan bahwa kelompok itu frustrasi oleh apa yang dikatakan adalah respon yang tidak proporsional dari masyarakat internasional.
"Observatorium mengutuk tindakan seperti itu tidak peduli siapapun pelakunya dan telah secara teratur merilis video seperti Abu Sakkar atau eksekusi oleh Jabhat Al-Nusrah," Rami Abdelrahman, kepala kelompok, melalui telepon.
"Tapi kami juga telah mengirim puluhan video dari rangkaian pembunuhan, laki-laki yang disiksa sampai mati, tubuh anak-anak yang dibakar atau ditembak di kepala. Masyarakat internasional tampaknya mengabaikan perlakuan tidak manusiawi terhadap para aktivis dan anak-anak oposisi Suriah tetapi dengan tidak adilnya menangis atas kekerasan terhadap hanya satu mayat tentara Assad. (an/tds)
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pro-oposisi yang telah mendokumentasikan dan mempublikasikan puluhan vidoe eksekusi dan penyiksaan dari kedua belah pihak, mengatakan bahwa kelompok itu frustrasi oleh apa yang dikatakan adalah respon yang tidak proporsional dari masyarakat internasional.
"Observatorium mengutuk tindakan seperti itu tidak peduli siapapun pelakunya dan telah secara teratur merilis video seperti Abu Sakkar atau eksekusi oleh Jabhat Al-Nusrah," Rami Abdelrahman, kepala kelompok, melalui telepon.
"Tapi kami juga telah mengirim puluhan video dari rangkaian pembunuhan, laki-laki yang disiksa sampai mati, tubuh anak-anak yang dibakar atau ditembak di kepala. Masyarakat internasional tampaknya mengabaikan perlakuan tidak manusiawi terhadap para aktivis dan anak-anak oposisi Suriah tetapi dengan tidak adilnya menangis atas kekerasan terhadap hanya satu mayat tentara Assad. (an/tds)
Subscribe to:
Posts (Atom)