21 Oktober 2016
ALEPPO (Jurnalislam.com) – Unjuk rasa meletus pada Kamis malam di distrik-distrik timur Aleppo yang terkepung, di mana penduduk daerah tersebut mengkonfirmasi mereka menguasai kota dan menyatakan penolakan mereka untuk pergi, ElDorar AlShamia melaporkan, Kamis (20/10/2016).
Aksi dukungan menyambut faksi Syrian Resistance yang menggagalkan serangan sengit terhadap kota, mengecam serangan yang dilakukan oleh pasukan Syiah Nushairiyah Assad dan sekutunya (Rusia dan Iran), untuk menekankan kepatuhan penduduk terhadap mereka – namun mereka bertekad untuk tinggal di lingkungan mereka dan tetap bertahan.
Koalisi pejuang Suriah di Aleppo mengatakan, tujuan Moskow dan rezim Syiah Bashar al-Assad adalah mengosongkan warga sipil di daerah yang dikuasai mujahidin dan para pejuang oposisi sehingga mereka dapat mengambil alih seluruh kota.
“Mereka berbicara tentang koridor kemanusiaan, tapi mengapa mereka tidak mengirimkan bantuan makanan dan obat-obatan untuk masuk ke Aleppo timur yang terkepung meringankan penderitaan kami? Kami hanya ingin pembom Rusia menghentikan pembunuhan anak-anak kami. Kami tidak ingin pergi,” kata Ammar al-Qaran, penduduk di distrik Sakhour kepada Aljazeera.
Bagian Timur Aleppo yang terkepung mulai hidup dalam keadaan tenang setelah gencatan senjata diumumkan oleh Rusia, yang akan diperpanjang dalam upaya menekan rakyat dan faksi perlawanan untuk keluar menuju provinsi Idlib, tapi di hari pertama gencatan senjata tidak ada keluarga yang pergi ke arah jalur keluar.