Monday, 31 October 2016

Oposisi Suriah meraih kemajuan besar dalam operasi ofensif Aleppo




Aleppo, Suriah
Pasukan oposisi Suriah telah meraih kemajuan dalam operasi yang sedang berlangsung untuk memecahkan pengepungan rezim pada kota di Aleppo timur.
Pejuang oposisi telah merebut pinggiran wilayah Dhiyat al-Assad di pintu masuk barat Aleppo dan merebut bangunan di distrik al-Hamdaniya, sejauh 3 kilometer dari pusat kota Aleppo, menurut sumber-sumber lokal.
Pasukan oposisi kini ditempatkan beberapa ratus meter dari akademi militer, kubu pasukan rezim dan milisi sekutunya di Aleppo Barat.
“Operasi militer kami bertujuan untuk memecahkan pengepungan pada Aleppo dan pasukan kami berusaha untuk masuk ke wilayah yang dikuasai rezim di kota Aleppo,” kata komandan oposisi Ammar Saqar kepada Anadolu Agency.
Dia mengatakan pasukan oposisi telah merebuit benteng pasukan rezim di Aleppo Barat pada hari pertama operasi, yang dimulai pada hari Jumat.
“Cuaca buruk telah menghambat pemboman udara oleh rezim Suriah,” katanya.
Tanpa menjelaskan, Saqar mengatakan pasukan oposisi telah mengambil “tindakan pencegahan” untuk mengurangi dampak dari serangan udara rezim.
Dia mengatakan bahwa oposisi Suriah telah “berjuang melawan kekuatan besar seperti Rusia dan Iran serta milisi sektarian yang datang dari seluruh dunia”.
Baraa al-Shami, juru bicara al-Sham Front, mengatakan tahap pertama dari operasi militer telah mencapai tujuannya.
“Kami telah menghancurkan garis pertahanan pertama dari rezim Suriah dan milisi sekutunya,” katanya.
“Tahap kedua operasi akan segera dimulai,” katanya, menolak memberikan rincian.
Anadolu Agency

Rusia mengirim tiga kapal selam menuju Suriah dalam persiapan untuk serangan besar di Aleppo


 

Tiga kapal selam Rusia dipersenjatai dengan rudal jelajah telah dilaporkan bergabung dengan battleforce angkatan laut Rusia menuju Suriah.
Royal Navy dan NATO telah melacak dua kapal selam kelas Akula dan sub kelas Kilo bertenaga diesel saat mereka melakukan perjalanan untuk bergabung dengan armada kapal Rusia yang dipimpin oleh kapal induk era- Soviet, Admiral Kuznetsov.
“Rusia sekarang memiliki kapal selam di Med,” kata sumber senior angkatan laut kepada The Sunday Times.
Dikhawatirkan kapal selam dipersenjatai dengan rudal jelajah Kalibr dan dapat digunakan untuk mendukung serangan terakhir di kota yang terkepung di Aleppo.
Battlegroup termasuk Admiral Kuznetsov, Pyotr Veliky (Peter the Great) battlecruiser, kapal perusak Vice-Admiral Kulakov, kapal perusak Severomorsk dan beberapa kapal pasokan. Pada hari Selasa, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan armada tersebut dapat digunakan untuk menargetkan warga sipil di Aleppo dan meluncurkan lebih banyak serangan udara.
Namun, pejabat Kementerian Luar Negeri senior Rusia Andrei Kelin membantah hal tersebut dan mengklaim sebagai hal yang “tidak masuk akal”.
“Kekhawatiran tidak didasarkan pada apa pun dimana pesawat kami tidak terbang di dekat Aleppo selama sembilan hari,” katanya kepada kantor berita RIA. “Battle group kami ada di Mediterania. Kapal kami selalu memiliki kehadiran di sana.”
“Mengapa membuat beberapa saran palsu dan kemudian membuat beberapa rekomendasi politik berdasarkan pada mereka? Hal ini tentu saja tidak masuk akal.”
Qasioun News