Monday, 17 June 2013

Apa yang dilakukan gadis kecil ini pada pasukan Assad hingga dia dianggap layak dirantai?

Apa yang dilakukan gadis kecil ini pada pasukan Assad hingga dia dianggap layak dirantai? 
Seperti biasa, tidak ada yang bisa menolongnya karena sniper siap menembak siapapun yang mendekat. 

Tidak ada keterangan tentang bagaimana nasib gadis kecil itu selanjutnya. Apakah akhirnya diberondong peluru setelah berjam-jam dijemur di pagar (seperti halnya  wanita yang diperkosa kemudian dibuang ke jalan dan akhirnya ditembak dengan tank setelah 10 jam terjemur di sana), ataukah diambil kembali untuk dijadikan umpan di tempat lain. 

Ya Allah, berilah kemenangan kepada Mujahidin agar kebiadaban Assad dapat segera dihentikan..Apa yang dilakukan gadis kecil ini pada pasukan Assad hingga dia dianggap layak dirantai?
Seperti biasa, tidak ada yang bisa menolongnya karena sniper siap menembak siapapun yang mendekat. 

Tidak ada keterangan tentang bagaimana nasib gadis kecil itu selanjutnya. Apakah akhirnya diberondong peluru setelah berjam-jam dijemur di pagar (seperti halnya wanita yang diperkosa kemudian dibuang ke jalan dan akhirnya ditembak dengan tank setelah 10 jam terjemur di sana), ataukah diambil kembali untuk dijadikan umpan di tempat lain. 

Ya Allah, berilah kemenangan kepada Mujahidin agar kebiadaban Assad dapat segera dihentikan..

Nasihat Buat Ustadz Mudzakir yang Menuduh Mujahidin Suriah Didanai AS

YOGYAKARTA (voa-islam.com) – Beberapa waktu yang lalu ramai diberitakan sebuah transkip ceramah Ustadz Mudzakir, salah satu tokoh elemen Islam di kota Solo, Jawa Tengah. Dalam transkip tersebut, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Islam Gumuk itu berbicara seputar konflik yang terjadi di Suriah dan Rohingya.
Rekaman ceramah sekaligus transkipnya tersebut beredar luas baik dimedia sosial seperti Facebook dan lain sebagainya. Ceramah tersebut diketahui disampaikan Ustadz Mudzakir dalam sebuah pengajian di Pengkok, Sragen, Jawa Tengah.
Menurutnya, ada perlakuan yang berbeda dalam menangani tragedi kemanusian yang akhir-akhir ini terjadi di Suriah dan Rohingya. Ustadz Mudzakir berpendapat, kenapa kaum muslimin di Rohingya tidak begitu diperhatikan karena notabenya Rohingya miskin.
...Adalah tuduhan keji jika dikatakan para mujahidin yang saat ini berjuang di Suriah adalah antek Amerika. Sungguh perlawanan rakyat Suriah dibiayai dengan darah dan keringat mereka sendiri...
Sedangkan kaum muslimin di seluruh dunia, termasuk di Indonesia begitu perhatian dengan konflik di Suriah karena mereka yang demo mendukung rakyat dan mujahidin Suriah dibiayai oleh  Amerika untuk menjelek-jelekkan rezim Syi’ah Nushoiriyyah Bashar Assad. Pria yang akrab disapa Abu Faqih ini juga mengatakan jika pihak oposisi dan mujahidin di Suriah dibiayai oleh Amerika.
“Kalau Rohingya, sudah jelas pembantaian itu, saudara-saudara saya di Solo saya ajak bangkit malah ndak mau. Sebab Rohingya miskin, tidak punya apa-apa. Lha Suriah sekarang ini kenapa kok bangkit itu?  (itu) karena Amerika sudah gregeten sama pemerintah Suriah, (lalu) oposisi dibiayai, disuruh melawan. Kalau kita kemudian membantu oposisi jadinya kita termakan oleh hasutan Amerika,” kata Ustadz Mudzakir.
“Makanya ketika ada demo soal Suriah di Solo, saya bilang, “Kalau itu tujuannya untuk menolong menyerukan supaya mereka menghentikan pertempuran dan kemudian menolong orang-orang pengungsi, setuju! Tetapi kalau pake memaki salah satu pihak saya tidak setuju. Karena kalau memaki… yang apa.. ehm… saudara-saudara kita yang di oposisi tidak mungkin. Memaki mereka si Bashar.. apa Asad itu di anu oleh apa… pemakiannya ini dibiayai oleh Amerika, jadi kita membantu pekerjaannya Amerika dan kehendaknya Amerika. Keberatannya seperti itu. Gitu,” imbuhnya.
...Apalagi tuduhan demo danmunashoroh untuk Suriah di Indonesia dibiayai oleh Amerika. Ini juga merupakan tuduhan yang keji dan tidak mendasar. Kami (HASI -red) beberapa kali mengadakan munashoroh untuk Suriah baik dalam bentuk demo maupun tabligh dengan jerih payah para aktivis dakwah. Cukup Allah bagi kami sebagai saksinya...
Terkait pernyatan tersebut, relawan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI), Ustadz Abu Harits ikut angkat bicara. Pria yang merupakan salah satu tim ke-1 HASI yang berangkat ke Suriah untuk mengirimkan bantuan kemanusian berupa uang, obat-obatan dan medis ini menegaskan jika apa yang dikatakan Ustadz Mudzakir adalah tuduhan keji.
“Adalah tuduhan keji jika dikatakan para mujahidin yang saat ini berjuang di Suriah adalah antek Amerika. Sungguh perlawanan rakyat Suriah dibiayai dengan darah dan keringat mereka sendiri,” tegas Ustadz Abu Harits kepada voa-islam.com sebelum mengisi “Road Show 35 Kota Tabligh Akbar Suriah" di Maskam UGM Yogyakarta, Ahad (9/6/2013) sore.
Ustadz Abu Harits lebih menyayangkan lagi perkataan Ustadz Mudzakir yang menuduh kaum muslimin yang berdemo dan menggalang dana untuk saudaranya sesama muslim di Suriah dibiayai oleh Amerika. Dirinya menjelaskan bahwa acara Munashoroh untuk Suriah merupakan hasil jirih payah mereka sendiri dan bantuan dari kaum muslimin di Indonesia.
...Jadi bohong besar itu jika (kami di HASI, kaum muslimin yang demo untuk Suriah dan pejuang oposisi atau mujahidin Suriah –red) dibiayai Amerika. Hendaknya beliau (Ustadz Mudzakir -red) mencari tau peristiwa yang terjadi di Suriah dari sesama muslim yang pernah kesana...
“Apalagi tuduhan demo dan munashoroh untuk Suriah di Indonesia dibiayai oleh Amerika. Ini juga merupakan tuduhan yang keji dan tidak mendasar. Kami (HASI -red) beberapa kali mengadakan munashoroh untuk Suriah baik dalam bentuk demo maupun tabligh dengan jerih payah para aktivis dakwah. Cukup Allah bagi kami sebagai saksinya,” jelasnya.
Untuk itu, merupakan kedustaan dan kebohongan besar jika Ustadz Mudzakkir maupun orang-orang yang semisal dengannya mengatakan jika HASI, kaum muslimin di seluruh dunia yang demo untuk Suriah dan rakyat serta mujahidin Suriah itu dibantu oleh Amerika.
“Jadi bohong besar itu jika (kami di HASI, kaum muslimin yang demo untuk Suriah dan pejuang oposisi atau mujahidin Suriah –red) dibiayai Amerika. Hendaknya beliau (Ustadz Mudzakir -red) mencari tau peristiwa yang terjadi di Suriah dari sesama muslim yang pernah kesana,” ujarnya.
...Nasehat saya untuk beliau (Ustadz Mudzakir -red) supaya berhati-hati dalam mengeluarkan statemen atau pernyataan khususnya terkait kehormatan kaum muslimin. Dan hendaknya dia mencabut pernyataannya dan bertaubat kepada Allah. Semoga Allah segera memberikan hidayah kepadanya...
Terkahir, Ustadz Abu Harits berpesan dan memberi nasehat kepada Ustadz Mudzakir agar kedepannya lebih berhati-hati dalam mengeluarkan sebuah statemen, apalagi dirinya adalah orang yang ditokohkan. Dan Ustadz Abu Harits menghimbau kepada Ustadz Mudzakir untuk segera bertaubat kepada Allah atas apa yang telah di ucapkannya tersebut.
“Nasehat saya untuk beliau (Ustadz Mudzakir -red) supaya berhati-hati dalam mengeluarkan statemen atau pernyataan khususnya terkait kehormatan kaum muslimin. Dan hendaknya dia mencabut pernyataannya dan bertaubat kepada Allah. Semoga Allah segera memberikan hidayah kepadanya,” pungkasnya. [Khalid Khalifah]

Saudi mahu bekal misil


Berlin: Arab Saudi merancang membekalkan penentang Syria dengan peluru berpandu antipesawat bagi menangani tentera udara Presiden Bashar al-Assad.

Akhbar Jerman, Der Spiegel semalam memetik laporan yang diterima agensi perisikan luar Jerman sebagai berkata, Riyadh mengaku mahu menghantar peluru berpandu Manpads buatan Eropah atau sistem peluru berpandu mudah alih.


Menurut Der Spiegel, misil bumi ke udara itu boleh menyasarkan pesawat yang terbang rendah termasuk helikopter.

Arab Saudi adalah penyokong utama penentang Syria dan sudah sekian lama membekalkan kumpulan itu dengan senjata. - AP

Kakek Abu Omar, Berjihad di Suriah Ingin Syahid

Damaskus, SURIAH (voa-islam.com) - Seorang kakek Abu Omar, 65 tahun, pergi berjihad ke Suriah, dan meninggalkan keluarganya, tanpa lagi mempedulikan pisiknya yang sudah lanjut, pergi berjihad ke Suriah, dan ingin mati syahid.
Abu Omar melihat kekejaman dan penindasan yang sangat luar biasa, sebagai alasan utama di balik keputusan  bergabung dengan para Pejuang Pembebasan Suriah yang memerangi pasukan pemerintah Presiden Bashar al-Assad, ungkapnya kepada Al Arabiya, 14/6/2013."Sebelum kita dibantai oleh Bashar, maka sekarang kita harus bertindak menghadapi kekejaman Assad," kata Abu Omar."Tidak ada yang berani  membawa senjata di dalam negeri, tapi saya ada di sini dan berjuang melawan rezim Bashar al-Assad, meskipun saya sudah berumur 65 tahun, dan Saya akan berjuang sampai aku mati", tukas Omar.
Abu Omar menceritakan kisahnya, ketika  perang dimulai bagaimana toko miliknya diserbu oleh pasukan keamanan Suriah dan ia ditangkap bersama 50 orang lain, yang menurut dia, 30 dari mereka kemudian dibunuh secara keji oleh tentara Assad didepan matanya."Pasukan keamanan datang ketika toko saya yang terbuka, mereka membanting  saya di tanah. Satu anggota pasukan  keamanan menginjak-nginjak dengan sepatu militernya ke leher saya, dan mengatakan kepada saya, saya akan mematahkan leher kamu dengan sepatu bot ini", teriaknya.Abu Omar mengatakan pasukan keamanan kemudian menarik tas di atas kepalanya dan bersama dengan yang lain dibawa ke bus. "Kami tidak tahu di mana kami berada", tambahnya.Dia mengenang setelah mereka tiba ke lokasi yang dirahasiakan, dan mereka berada di tempat yang sangat kotor. Di mana "air kotor yang memiliki kotoran manusia mengambang di atasnya", kemudian mereka menendang kami dari dari belakang, tuturnya.
Abu Omar, tak lain tokoh senior, yang juga seorang mantan tentara Suriah, dan  menuduh rezim Suriah telah mejual tanah Suriah ke Israel pada bulan Oktober 1973.Dalam perang Oktober, kedua pasukan Mesir dan Suriah dengan sangat mudah menyerah kepada tentara Israel di Semenanjung Sinai dan Dataran Tinggi Golan. Ini semua bagian dari pengkhianatan dari para pemimpin Mesir dan Suriah yang tidak melakukan perlawanan terhadap penjajah Israel dalam  perang Enam Hari tahun 1967.Mantan tentara Suriah yang masih gagah itu, meskipun sudah nampak mulai tua, Abu Omar mengatakan pasukan Suriah merebut beberapa tanah yang didudukinya,  tetapi rezim Presiden Hafiz al-Assad, ayah Bashar, kemudian menjual 63 desa kepada Israel."Saya di bagian utara, kendaraan lapis baja kami mencapai Tabariya. Kami mabuk dari danau Tabariya", kenangnya.Tabariya adalah danau yang terletak antara Palestina utara dan Dataran Tinggi Golan, Suriah selatan, sekarang diduduki Zionis-Israel, dan dijual oleh Hafez al-Assad.
Abu Omar akan berjuang melawan rezim Bashar al-Assad di sisa umurnya, yang sudah mendekati ajal, dan berharap dapat mati syahid di tengah-tengah medan perang Aleppo. Semoga. mash/aby.