IRAK (KabarDuniaIslam) - Pemerintah Boneka Irak yang dibentuk Salibis Amerika Serikat melalui Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki memperingatkan bahwa kemenangan Mujahidin di Suriah akan merembet ke negaranya dan Libanon serta akan menciptakan tempat berlabuh baru bagi Al Qaeda. Al-Maliki yang beragama Syi'ah juga menuding hal tersebut dapat turut memicu ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah. Hal tersebut diungkap al-Maliki dalam wawancara dengan The Associated Press pada Rabu (27/02/2013). Komentar al-Maliki ini merupakan peringatan terkerasnya terhadap gejolak perang yang dapat ditimbulkan dari usaha menjatuhkan rekan thaghutnya sesama Syi'ah, Presiden Suriah Bashar Assad. Ketakutan al-Maliki sangat beralasan mengingat semakin meningkatnya ketegangan antara kafir Syiah dan ummat Islam di Irak setelah hampir 10 tahun invasi yang dipimpin Amerika Serikat ke Irak. Al-Maliki, 62 tahun, telah lama dituduh oleh kaum muslimin ahlu sunnah Irak karena menyebarkan Agama Kafir Syi'ah kepada minoritas Ahlu Sunnah di Irak dan berhubungan erat dengan pemerintah Kafir Syiah Iran. Perang yang berkecamuk di Suriah semakin mempertajam dan memperjelas bahwa yang terjadi adalah perang antara Mujahidin Ahlu Sunnah melawan Kafir Syiah Alawites, agama yang dipeluk rezim thaghut Bashar Assad. Sementara sekutu terbesar Assad adalah Syiah di Iran dan kelompok gerombolan teroris Syiah di Libanon, Hizbullah (baca:HizbusSyaitan). Al-Maliki sendiri juga adalah seorang kafir Syiah yang sektenya mendominasi pemerintahan boneka Irak yang di bentuk oleh Kafir Salibis Amerika. Ketakutan Al-Maliki mencerminkan meningkatnya kecemasan orang-orang kafir Syiah di Irak dan di negara lain bahwa Ahlu Sunnah akan mendominasi jika Assad kehilangan pengaruhnya di Suriah. Kedua pihak, Mujahidin maupun rezim Assad, tidak akan dapat saling menyudahi," ujar Al-Maliki. "Jika Mujahidin menguasai Suriah, maka perang akan menyebar ke Libanon, Yordania dan Iraq." Apa yang terjadi di Irak belakangan ini terhubung dengan kondisi di kawasan Timur Tengah. Juga berhubungan dengan hasil revolusi Arab (Arab Spring)," ungkap al-Maliki. Tumbangnya Assad akan menjadi pukulan telak terhadap pengaruh Iran sebagai pelindung Suriah di kawasan Timur Tengah, yang telah membangun hubungan yang semakin kuat dengan pemerintah boneka Irak yang didominasi oleh orang-orang kafir Syiah, sekutu Kafir Salibis Amerika dalam perang salib di Irak. (KabarDuniaIslam/alrby)
Wednesday 10 April 2013
PM Boneka Irak Ketakutan, Perang Dapat Meluas Jika Mujahidin Kuasai Suriah
IRAK (KabarDuniaIslam) - Pemerintah Boneka Irak yang dibentuk Salibis Amerika Serikat melalui Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki memperingatkan bahwa kemenangan Mujahidin di Suriah akan merembet ke negaranya dan Libanon serta akan menciptakan tempat berlabuh baru bagi Al Qaeda. Al-Maliki yang beragama Syi'ah juga menuding hal tersebut dapat turut memicu ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah. Hal tersebut diungkap al-Maliki dalam wawancara dengan The Associated Press pada Rabu (27/02/2013). Komentar al-Maliki ini merupakan peringatan terkerasnya terhadap gejolak perang yang dapat ditimbulkan dari usaha menjatuhkan rekan thaghutnya sesama Syi'ah, Presiden Suriah Bashar Assad. Ketakutan al-Maliki sangat beralasan mengingat semakin meningkatnya ketegangan antara kafir Syiah dan ummat Islam di Irak setelah hampir 10 tahun invasi yang dipimpin Amerika Serikat ke Irak. Al-Maliki, 62 tahun, telah lama dituduh oleh kaum muslimin ahlu sunnah Irak karena menyebarkan Agama Kafir Syi'ah kepada minoritas Ahlu Sunnah di Irak dan berhubungan erat dengan pemerintah Kafir Syiah Iran. Perang yang berkecamuk di Suriah semakin mempertajam dan memperjelas bahwa yang terjadi adalah perang antara Mujahidin Ahlu Sunnah melawan Kafir Syiah Alawites, agama yang dipeluk rezim thaghut Bashar Assad. Sementara sekutu terbesar Assad adalah Syiah di Iran dan kelompok gerombolan teroris Syiah di Libanon, Hizbullah (baca:HizbusSyaitan). Al-Maliki sendiri juga adalah seorang kafir Syiah yang sektenya mendominasi pemerintahan boneka Irak yang di bentuk oleh Kafir Salibis Amerika. Ketakutan Al-Maliki mencerminkan meningkatnya kecemasan orang-orang kafir Syiah di Irak dan di negara lain bahwa Ahlu Sunnah akan mendominasi jika Assad kehilangan pengaruhnya di Suriah. Kedua pihak, Mujahidin maupun rezim Assad, tidak akan dapat saling menyudahi," ujar Al-Maliki. "Jika Mujahidin menguasai Suriah, maka perang akan menyebar ke Libanon, Yordania dan Iraq." Apa yang terjadi di Irak belakangan ini terhubung dengan kondisi di kawasan Timur Tengah. Juga berhubungan dengan hasil revolusi Arab (Arab Spring)," ungkap al-Maliki. Tumbangnya Assad akan menjadi pukulan telak terhadap pengaruh Iran sebagai pelindung Suriah di kawasan Timur Tengah, yang telah membangun hubungan yang semakin kuat dengan pemerintah boneka Irak yang didominasi oleh orang-orang kafir Syiah, sekutu Kafir Salibis Amerika dalam perang salib di Irak. (KabarDuniaIslam/alrby)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment