Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a, beliau berkata;
Rasulullah S.A.W telah bersabda, maksudnya;
“Seseorang Mukmin itu berada di atas agama [gaya hidup dan perilaku] sahabatnya. Maka, salah seorang daripada kamu hendaklah memerhatikan dengan siapakah dia bersahabat”
- Hadith Riwayat At-Tirmidzi dan Abu Daud -
Pertemuan di jalan Allah akan membantu kita menyelesaikan hidup dengan kebaikan. Persaudaraan, kebersamaan dan persahabatan di jalan Allah ini jugalah akan mengiringi kita pada kebahagiaan di akhirat sana. Allah S.W.T memberitakan bahawa hanya persahabatan atas dasar Iman dan Takwalah yang abadi.
“Teman-teman akrab pada hari itu [Hari Kiamat] sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.”
- Surah Az-Zukhruf ayat 67 -
“Seluruh pertemanan dan persahabatan yang tidak kerana Allah pada hari kiamat akan berubah menjadi permusuhan.” [Ibn Kathir]. Rasulullah S.A.W. juga berpesan dalam sabdanya, yang menyebut bahawa kita akan dibangkitkan di hari kiamat bersama orang yang kita cintai.
Carilah sahabat yang boleh dijadikan ubat. Itulah sahabat yang kenal “Akhirat” kerana kita akan turut sama terpikat. Terpikat bukan dengan maksiat, tetapi jatuh cinta berpandukan Syariat.
Carilah sahabat yang kuat berguru menuntut Ilmu, dengan Syaitan pastikan berseteru.
Carilah sahabat yang sanggup bersusah lelah, berbakti dan beribadah kerana Allah.
Carilah sahabat yang sanggup menahan “bisa” demi kita, dan kita juga sanggup melakukan seperti apa yang dilakukannya.
Ibarat Abu Bakar Al Siddiq dan Nabi S.A.W yang bersahabat hanya kerana Ilahi, demi melestarikan manisnya sehingga ke alam Syurgawi.
GAMBARAN ORANG BERIMAN YANG BERSAHABAT DI AKHIRAT KELAK
Dalam sebuah kisah, Sayyidina Ali Ibnu Abi Thalib r.a mengisahkan bagaimanakah gambaran orang beriman yang bersahabat di Akhirat kelak;
“Ada dua orang mukmin yang bersahabat dan berteman akrab. Salah seorang di antara keduanya meninggal lebih dahulu dan dia mendapat berita gembira dengan Syurga. Ketika itu dia mengingat teman akrabnya di dunia lalu berdoa:
“Ya Allah, sesungguhnya fulan adalah teman akrabku, dia yang menganjurkanku berlaku taat kepada-Mu dan kepada Rasul-Mu. Dia yang mengajakku melakukan kebaikan dan mencegahku melakukan kemungkaran. Dia juga yang menyedarkanku akan pertemuan dengan-Mu. Ya Allah jangan Engkau sesatkan dia sepeninggalku sampai Engkau memperlihatkan kepadanya kenikmatan yang Engkau berikan padaku dan sampai Engkau meredhainya sebagaimana Engkau redha kepadaku,”
Maka Allah berkata kepadanya, “Pergilah, seandainya engkau tahu yang Aku berikan kepadanya pasti engkau akan banyak tertawa dan sedikit menangis.”
Kemudian teman akrabnya itu meninggal dan Ruh mereka bertemu. Dikatakan pada mereka, “Saling memujilah kalian kepada sahabat kalian.”
Maka masing-masing mereka mengatakan, “Dia adalah sebaik-baik teman,sebaik-baik saudara,sebaik-baik sahabat.”
Ya Ar Rahman, Ya Ar-Rahim..
Hiasilah hati-hati kami dengan keimanan dan perasaan saling menyayangi sesama ummat Islam.
Aamiin Ya Rabbal A'lamin....
Rasulullah S.A.W telah bersabda, maksudnya;
“Seseorang Mukmin itu berada di atas agama [gaya hidup dan perilaku] sahabatnya. Maka, salah seorang daripada kamu hendaklah memerhatikan dengan siapakah dia bersahabat”
- Hadith Riwayat At-Tirmidzi dan Abu Daud -
Pertemuan di jalan Allah akan membantu kita menyelesaikan hidup dengan kebaikan. Persaudaraan, kebersamaan dan persahabatan di jalan Allah ini jugalah akan mengiringi kita pada kebahagiaan di akhirat sana. Allah S.W.T memberitakan bahawa hanya persahabatan atas dasar Iman dan Takwalah yang abadi.
“Teman-teman akrab pada hari itu [Hari Kiamat] sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.”
- Surah Az-Zukhruf ayat 67 -
“Seluruh pertemanan dan persahabatan yang tidak kerana Allah pada hari kiamat akan berubah menjadi permusuhan.” [Ibn Kathir]. Rasulullah S.A.W. juga berpesan dalam sabdanya, yang menyebut bahawa kita akan dibangkitkan di hari kiamat bersama orang yang kita cintai.
Carilah sahabat yang boleh dijadikan ubat. Itulah sahabat yang kenal “Akhirat” kerana kita akan turut sama terpikat. Terpikat bukan dengan maksiat, tetapi jatuh cinta berpandukan Syariat.
Carilah sahabat yang kuat berguru menuntut Ilmu, dengan Syaitan pastikan berseteru.
Carilah sahabat yang sanggup bersusah lelah, berbakti dan beribadah kerana Allah.
Carilah sahabat yang sanggup menahan “bisa” demi kita, dan kita juga sanggup melakukan seperti apa yang dilakukannya.
Ibarat Abu Bakar Al Siddiq dan Nabi S.A.W yang bersahabat hanya kerana Ilahi, demi melestarikan manisnya sehingga ke alam Syurgawi.
GAMBARAN ORANG BERIMAN YANG BERSAHABAT DI AKHIRAT KELAK
Dalam sebuah kisah, Sayyidina Ali Ibnu Abi Thalib r.a mengisahkan bagaimanakah gambaran orang beriman yang bersahabat di Akhirat kelak;
“Ada dua orang mukmin yang bersahabat dan berteman akrab. Salah seorang di antara keduanya meninggal lebih dahulu dan dia mendapat berita gembira dengan Syurga. Ketika itu dia mengingat teman akrabnya di dunia lalu berdoa:
“Ya Allah, sesungguhnya fulan adalah teman akrabku, dia yang menganjurkanku berlaku taat kepada-Mu dan kepada Rasul-Mu. Dia yang mengajakku melakukan kebaikan dan mencegahku melakukan kemungkaran. Dia juga yang menyedarkanku akan pertemuan dengan-Mu. Ya Allah jangan Engkau sesatkan dia sepeninggalku sampai Engkau memperlihatkan kepadanya kenikmatan yang Engkau berikan padaku dan sampai Engkau meredhainya sebagaimana Engkau redha kepadaku,”
Maka Allah berkata kepadanya, “Pergilah, seandainya engkau tahu yang Aku berikan kepadanya pasti engkau akan banyak tertawa dan sedikit menangis.”
Kemudian teman akrabnya itu meninggal dan Ruh mereka bertemu. Dikatakan pada mereka, “Saling memujilah kalian kepada sahabat kalian.”
Maka masing-masing mereka mengatakan, “Dia adalah sebaik-baik teman,sebaik-baik saudara,sebaik-baik sahabat.”
Ya Ar Rahman, Ya Ar-Rahim..
Hiasilah hati-hati kami dengan keimanan dan perasaan saling menyayangi sesama ummat Islam.
Aamiin Ya Rabbal A'lamin....
No comments:
Post a Comment