ADA yang luput dari pemberitaan pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan lalu terkait rezim Suriah di bawah kepemimpinan Bashar Al-Assad.
Pada Senin tanggal 13 Juli lalu, Presiden Bashar al-Assad telah menerima Menteri Agama dan Wakaf Muhammad Abdul-Sattar al-Sayyed dan anggota Komite Tetap Kementerian Suriah untuk urusan Al-Quran.
Yang menarik dari pertemuan itu adalah Menteri Sayyed memberikan penjelasan kepada Presiden Assad tentang versi standar baru Al-Quran, menyusul permintaan presiden untuk adanya ‘update’ dari Kitab Suci umat Islam tersebut.
Seperti dilansir dari situs Syria Observer, pada versi terbaru ini, surat-surat Al-Quran lebih disederhanakan sesuai dengan seperangkat standar terakreditasi untuk sarjana ilmu Alquran.
Presiden Assad memuji upaya Komite untuk menghasilkan Al-Quran tersebut, menambahkan bahwa pendekatan yang digunakan dalam menciptakan versi baru Al-Quran harus diadopsi oleh Kementerian untuk semua proyek di masa depan.
“Kita benar-benar membutuhkan tindakan seperti ini untuk mencegah distorsi dan penyesatan ketika Al-Quran dan ajaran Nabi Muhammad saw didakwahkan,” kata Presiden.
Presiden Assad mengatakan peluncuran versi baru Al-Quran, bertepatan dengan malam Lailatul Qadar (10 hari terakhir bulan Ramadhan), dengan mengambil dimensi spiritual yang signifikan sehingga menambah nilai dalam membawa orang untuk lebih dekat dengan Al-Quran.
Menteri al-Sayyed, pada bagiannya, mengatakan versi baru Al-Quran ini merupakan upaya perintis di dunia Arab dan Islam, sembari menyatakan bahwa Presiden Assad juga meminta versi audionya.
Setelah lima tahun dan 27 kali revisi, versi standar baru Al-Quran akan menjadi acuan bagi semua Al-Quran yang ada di Suriah.[fq/islampos]
No comments:
Post a Comment