Saturday 6 April 2013

Pemerintah Thaghut Saudi secara resmi melawan Mujahidin Suriah


ARAB SAUDI (KabarDuniaIslam) - Al-Sharq al-Awsat, harian milik keluarga kerajaan Arab Saudi yang berbasis di London, Inggris, menurunkan laporan. Dalam laporan itu, pemerintah thaghut Arab Saudi berjanji akan menahan setiap Muslim asal Arab Saudi, yang telah berjihad dan kembali dari Suriah. Demikian lansir UmmaNews. Dalam pertemuan dengan reporter, Mayor Jenderal Mansour al-Turki mengatakan berpartisipasi dalam jihad Suriah melanggar undang-undang thaghut Arab Saudi. Arab Saudi akan menindak keras setiap ummat Muslim yang bepergian ke Suriah dan bergabung dengan Mujahidin, lanjut al-Turki pada Senin (25/03/2013). Masih menurut al-Turki, pemerintah murtad Arab Saudi telah mengetahui warga negaranya yang berjihad dengan Mujahidin. "Meskipun kami tidak mengetahui jumlahnya namun kami tahu ada warga Arab Saudi di Suriah. Ketika mereka kembali, kami akan menahan dan menginterogasi mereka. Tidak peduli jika mereka terlibat sebagai anggota Al Qaeda maupun kelompok lain, mereka adalah buronan pemerintah. Walaupun belum ada data spesifik dan informasi yang cukup mengenai mereka, agen (intelejen) Arab Saudi akan menangani hal ini," kecam al-Turki terhadap Mujahidin. Lain lagi dengan Pangeran Saudi, Turki al-Faisal yang juga merupakan mantan kepala mata-mata dan saudara menteri luar negeri Arab Saudi, yang menyatakan bahwa persenjataan yang dimiliki Arab Saudi dikirim hanya untuk “pejuang moderat” bukan “ekstrimis” (baca: Mujahidin). “Saya bukan orang pemerintahan, jadi saya tidak menggunakan bahasa diplomatis. Jika kami tidak mengirim persenjataan untuk pejuang “moderat” maka hal itu adalah kesalahan di pihak kami,” ungkap penjahat al-Faisal. “Hentikan pembunuhan di Suriah dan tidak akan ada teroris (baca: Mujahidin), mereka tidak memiliki tempat di Suriah,” demikian pernyataan resmi pemerintah thaghut Arab Saudi. “Kehadiran pendukung penegak Syariat di Suriah telah diperkirakan di awal krisis yang berkepanjangan di Suriah,” lanjut al-Faisal. “Persenjataan yang dikirim Arab Saudi harus dikirim untuk “orang baik” di antara oposisi untuk membantu mendapatkan kembali kredibilitas para penganut demokrasi-sekuler (baca: kafir),” ujar al-Faisal. Pada musim gugur kemarin, Mujahidin Jabhat al-Nusrah menangkap seorang murtadin dari militer Yaman yang datang ke utara Suriah untuk membantu pemerintah kafir Syiah Bashar al-Assad berdasarkan perintah tuan mereka, Amerika Serikat, dan demi imbalan uang dari pemerintah murtad Arab Saudi. Dan paling tidak pemerintah murtad Arab Saudi pernah satu kali mengijinkan kapal perang dan helikopter pemerintah Syiah Iran menggunakan pelabuhan kota Jeddah (yang berjarak hanya 60 km dari kota suci Mekkah) dalam perjalanan menuju pelabuhan Tartus, Suriah. Media Arab Saudi menyebutnya sebagai “kunjungan pertemanan oleh kapal angkatan laut Iran.” Sehingga tidak menutup kemungkinan persenjataan yang dikirim Arab Saudi untuk pejuang oposisi “moderat” yang dimaksud adalah pasukan kafir Syiah yang membantu rezim Bashar al-Assad laknatullah. Sementara itu beberapa hari yang lalu mufti kerajaan Arab Saudi, Abdul-Azeez Aal ash-Sheikh, meminta kaum muda Muslim Arab untuk tidak bergabung dengan Mujahidin di Suriah, karena “Tidak diketahui mereka berjuang di bawah bendera apa. Dan akan lebih baik jika hanya mengirim uang untuk ummat Muslim di Suriah atau mendoakan mereka.” Terlihat jelas pilihan yang memungkinkan bagi kaum kafir untuk menghalangi “ancaman” ummat Muslim di Suriah adalah dengan memanfaatkan “ulama-ulama” (baca: ulama thaghut) kerajaan yang menyarankan agar “tidak berjihad ke Suriah dan hanya mendoakan mereka.” Telah nyata langkah yang mungkin akan mereka ambil: “Doakan mereka, tidak perlu mengirim uang karena tidak jelas penerimanya.” Dan kemudian, “Kaum khawarij telah berkuasa di Suriah – perangi kaum yang menyimpang tersebut bersama pemimpin kalian. Dan tidak masalah jika penyembah berhala membantu kalian.” Menurut pandangan ulama thaghut saudi, Mujahidin Suriah telah mempunyai semua karakter khawarij. Dan entah tuduhan apa lagi yang akan muncul – hanya waktu yang akan membuktikan. Demikianlah karakter para pemerintah thaghut dimanapun mereka berada. Antara thaghut yang satu dengan thaghut yang lain akan saling bantu membantu dalam memerangi mujahidin yang mau menegakkan Hukum Allah. Sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Semoga Allah menghancurkan mereka semua yang memerangi mujahidin dan melemparkan mereka semua ke dasar jurang neraka jahanam. aamiin.. (KabarDuniaIslam/kavkazcenter)

No comments:

Post a Comment