Didirkan pada tahun 1957 M, di atas tanah seluas 2,11 Km persegi. Pusat pengungsian ini dibuka untuk menampung para pengungsi Palestina. Masih termasuk bagian dari Kota Damaskus, camp pengungsian ini terletak sekitar 8 Km dari pusat kota.
Seiring dengan perjalanan zaman, Camp Pnegungsian al-Yarmouk berubah menjadi pemukiman, yang dilengkapi dengan rumah sakit dan beberapa sekolah.
Pasca meletusnya revolusi Suria, al-Yarmouk Camp menjadi alternatif pelarian bagi sebagian muslim Damaskus.
Rezim Basyar menuduh pengungsi al-Yarmouk menyembunyikan para revolusioner ( baca, Mujahid). Tuduhan ini dijaidkan alasan untuk menyerang camp ini dengan kendaraan lapis baja.
Sejak September 2013, Rezim Basyar memblokade sebagian daerah pengungsian yang menyebabkan sekitar 20 ribu pengungsi terisolasi dari dunia luar. Saat ini camp ini telah diblokade dari segala penjuru.
Satu persatu pengungsi Palestina dan Suria yang berada di sana jatuh berguguran akibat kelaparan, dan minimya bantuan kesehatan. Setiap bantuan yang berusaha disampaikan oleh berbagai pihak termasuk dari The United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) selalu dihadang oleh Syabihah Basyar Asad. Bukan hanya itu, sebagian besar bantuan tersebut disita dan 'dimakan' oleh tentara rezim.
Sekolah dan Rumah Sakit ditutup, listrik dipustus, orang-orang sakit tidak bisa dibawa keluar, sedangkam bantuan dari luar di larang masuk.
Apakah Syi'ah Basyar masih pantas disebut manusia? Bukankah seluruh penghuni Camp ini adalah kaum muslimin dari Palestina dan Suria? Bukankah mayoritas mereka adalah orang tua, wanita, anak-anak dan balita? Bukankah seluruh kaum Syi'ah selalu meneriakkan "Bebaskan al-Quds"?
Ya Rabb, curahkanlah kasih sayang-Mu atas saudara-saudara kami di Pengungsian al-Yarmouk khususnya, dan di Bumi Syam umumnya. Ya Allah, hukumlah semua pihak yang menzhalimi mereka.
No comments:
Post a Comment