Pada hari Rabu, tanggal 10 April 2013, media-media melaporkan terjadinya janji setia (baiat) Mujahidin Jabhah Nushroh kepada pemimpin tertinggi Al Qaeda, Syekh Ayman Az Zawahiri, untuk bersatu dengan cabang Al Qaeda, yakni Daulah Islam Iraq. Persatuan yang baru dibentuk ini, dengan nama Daulah Islam Di Iraq dan Syam telah mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia. Mujahidin Jabhah Nushroh yang sudah sangat populer di masyarakat Suriah memperjelas posisi mereka untuk penegakan syariat Islam, dan kaitan erat mereka dengan Mujahidin Daulah Islam Iraq juga tak terbantahkan, memperkokoh perkara ini dan mengakibatkan ketidak stabilan besar bagi militer, ekonomi, dan startegis koalisi Amerika-Israel.
Terkait fakta di atas, Syekh Anjem Choudary, manager pengadilan syariat di Inggris, memberikan analisanya dalam sebuah perdebatan langsung dengan beberapa analis lainnya dan disiarkan oleh Press TV. Berikut petikannya!
Pewawancara: Anjem Choudary, aku akan menyerahkannya (bertanya) kepada Anda, apakah reaksi Anda mengenai penggabungan atau penyatuan secara resmi sayap Al-Qaeda di Iraq dengan front Al Nusrah (Mujahidin Jabhah Nushroh) di Suriah ?”
Anjem Choudary: Ya, hal ini sama sekali tidak mengejutkan, kita dapat melihat bahwa Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa di seluruh dunia kaum Muslimin adalah bersaudara, negeri mereka, kedamaian, perang, kehormatan mereka, semuanya adalah satu. Sehingga Syaikh Ayman Al-Zawahiri telah membuktikannya lagi, bahwa pemimpin Al-Qaeda mengambil kepemimpinan untuk Ummat, dan pengumumannya bahwa kaum Muslimin harus bersatu bersama, mereka harus berjuang bersama, mereka harus mendirikan Syari’ah dan Khilafah, yang mana bagaimanapun merupakan sebuah kewajiban atas semua kaum Muslimin … dan sekarang dukungan untuk itu oleh Jabhat Al Nusrah dan rantai diantara mereka dan Mujahidin di Iraq dan sekarang dukungan lebih lanjut dari lainnya di seluruh dunia, sebagai contoh, Syekh Omar Bakri Muhammad (Syekh OBM), memanggil kaum Muslimin untuk bersatu bersama (unite together), beliau merupakan pemimpin dari Al-Muhajirun di seluruh dunia, aku berpikir adalah sebuah indikasi bahwa orang-orang Islam sedang berjuang dalam Jihad global ini ; hal tersebut bukan lagi berkenaan tentang perang kedaerahan (di Suriah) diantara pejuang dan Bashar al-Assad, hal tersebut merupakan sebuah fenomena Jihad global, untuk menyingkirkan rezim Bashar al-Assad, untuk menyatukan negeri kaum Muslimin bersama di bawah sebuah (naungan) Khilafah, di bawah Amirul Mu’minin yang akan mendirikan dan menerapkan Syari’at.
Dan apa yang dapat kami pertimbangkan adalah bahwa rintangan selanjutnya (adalah) akan Israel, hal ini merupakan hal selanjutnya yang akan disingkirkan dari permukaan bumi dan InsyaAllah, Syari’at akan menyebar, baik dari Suriah Insya Allah ke seluruh Timur Tengah dan dunia lainnya.”
Pewawancara : Amerika tidak mendukung Mujahidin, namun mendukung orang-orang yang sekuler.
Anjem Choudary : Sebuah bangsa, Polisi luar negeri seperti Amerika Serikat mendirikan pembangunan kepentingan dan memelihara kepentingan itu semua, apa yang mereka temukan dalam kenyataannya, adalah apa yang terjadi di Timur Tengah saat ini, dengan tanjakan Jihad dan orang-orang mencari Islam yang murni, kepentingan mereka (Amerika Serikat) sendiri apakah menjadi (beralih ke bidang) militer, ekonomi atau strategi di daerah yang menjadi terpengaruh, sehingga mereka mencari berbagai macam cara untuk menyelamatkan wajah mereka, mereka akan sangat senang untuk mendukung orang-orang itu semua yang memanggil untuk demokrasi, bahkan walaupun saat ini mereka mungkin sedang memerangi Bashar al-Assad, lebih baik (bagi) mereka untuk memiliki beberapa orang yang moderat, mungkin dari tentara pembebasan Suriah (Free Syrian Army/FSA) dibandingkan memiliki Jabhat Al-Nusrah dalam komando dan memiliki sebuah sistem Khilafah, yang mana akan mempengaruhi kepentingan mereka dalam wilayah. Jadi aku berpikir untuk mereka, itu merupakan sebuah perkara kurang lebih dari dua kejahatan, mereka tidak berada dalam menyokong Jihad, mereka tidak mendukung Al-Qaeda ataupun Jabhat Al-Nusrah, apa yang mereka coba untuk lakukan adalah menghindari orang-orang seperti Jabhat al-Nusrah dan Mujahidin untuk memperoleh kekuatan.
Sehingga hal tersebut merupakan persoalan yang kami ketahui benar bahwa Bashar al-Assad berada di akhir (kekuasaanya)…InsyaAllah Damaskus akan jatuh dalam beberapa hari kemudian, setelah itu InsyaAllah kami akan memiliki Syari’at. Mereka mencari beberapa macam cara untuk menyelamatkan wajah di dalam wilayah dan jika hal tersebut memungkinkan (diperoleh oleh) beberapa pemberontak, yang sedang berbicara mengenai moderat, berbicara mengenai demokrasi dan kebebasan, yang berkeinginan untuk menawarkan mereka dan mungkin untuk memerangi melawan Mujahidin di masa mendatang, kemudian aku berpikir itu adalah berkenaan dengan (apakah keinginan) Amerika; hal tersebut bukanlah mengenai mendukung Mujahidin dalam segala cara, bentuk maupun kondisi.
Pewawancara : Jabhat Al-Nusrah didukung secara luas oleh penduduk sipil?
Anjem Choudary : Orang-orang yang telah kembali dari Suriah dan yang membawa bantuan ke wilayah tersebut dimana penduduknya yang merupakan pengungsi, mereka kembali dan dalam kenyataanya mengatakan bahwa Mujahidin dan khususnya, Jabhat al-Nusrah memperoleh dukungan, cinta dan kesetiaan dalam jumlah yang besar, dari orang-orang biasa, karena mereka melihat bahwa mereka (Mujahidin) tidak hanya mempertahankan hidup dan harta mereka sendiri, namun Mujahidin juga melindungi mereka, mereka menyediakan pendidikan, kesejahteraan, kesehatan; sehingga orang-orang ini semua (Mujahidin) telah mengambil perhatian rakyat Suriah, sebagaimana terlibat dalam Jihad.
Dalam satu tangan aku mempercayai analisa (pendebat lainnya) adalah tidak benar, di sana banyak kelompok-kelompok dan organisasi di Suriah yang menyebut diri mereka sendiri dalam satu bentuk atau lainnya, “Jund ul Sham”, karena hal ini telah dikatakan dalam hadits sebagaimana yang mungkin engkau ketahui bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa tentara akan berperang dan memerangi non-Muslim dan secepatnya mendirikan Syari’at, di tangan lainnya aku akan mengatakan bahwa ia (pendebat lainnya) menunjuk rezim-rezim seperti Saudi Arabia atau bahkan Iran, Karzai di Afghanistan, hal tersebut tidaklah benar, karena rezim-rezim itu semua tidaklah menerapkan Syari’at, mereka menindas rakyat, mereka menerapkan sejenis kediktatoran monarki atau sebuah rezim sekuler. Terakhir bahwa kita memiliki Syari’at pada kenyataannya adalah pada tanggal 3 Maret 1924 dan itu merupakan sistem Khilafah; sehingga kita tidak sedang membicarakan Libya, Tunisia, atau Mursi di Mesir, kita sedang membicarakan mengenai jenis rezim yang berbeda.
Pewawancara : Kaum Muslimin menolak demokrasi dan kebebasan?
Anjem Choudary : Biarkan aku menjelaskannya sepenuhnya, sebagai orang Muslim kami menolak demokrasi, kami menolak sekulerisme, kebebasan dan hak asasi manusia, kami menolak mendukung teori-teori semacamnya. Ketika kami berbicara mengenai Syari’at kami hanya mengatakan mengenai Syari’at, kami sedang berbicara mengenai penolakan terhadap PBB, IMF, Bank dunia, ini adalah kenyataan yang Mr. Randy (pendebat lainnya di acara debat tersebut) dan teman sejawatnya di gedung putih, harus menghadapinya. Terakhir mereka menghadapi kekuatan ini lebih dari 89 tahun yang lalu.
(KabarDuniaIslam/
No comments:
Post a Comment