Rusia menuntut didakannya pertemuan Dewan Keamanan PBB setelah 62 tentara rezim Assad tewas dalam serangan udara koalisi AS.
NEW YORK / WASHINGTON
Amerika Serikat menyatakan telah berbuat kesalahan dengan menyerang pasukan rezim Suriah dalam sebuah serangan udara, “Kami menyesal melakukannya, terutama telah menyebabkan hilangnya nyawa”, seorang pejabat AS mengatakan kepada Anadolu Agency pada hari Sabtu.
“Pesawat koalisi yang melakukan misi percaya bahwa mereka mentargetkan pasukan ISIL dekat Dayr Az Zawr,” kata juru bicara Pentagon Peter Cook dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Anadolu Agency, menggunakan ejaan yang dipakai oleh Pentagon untuk menyebut Deir ez-Zour. Dia menambahkan bahwa AS terus mengumpulkan informasi tentang serangan di dalam wilayah Suriah yang menyebabkan kemarahan Rusia dan rezim Suriah.
Setidaknya 62 tentara rezim Suriah tewas dan hampir 100 lainnya luka-luka pada hari yang sama saat koalisi anti-Daesh melancarkan serangan di sebuah pangkalan militer di Suriah timur, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan.
Setelah pertemuan Dewan Keamanan PBB dimana misi Rusia untuk PBB menyebut mengenai serangan udara mematikan, Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power, menuduh Rusia menarik sebuah “aksi” dengan menuntut adanya rapat.
“Bahkan dengan aksi standar Rusia malam ini, aksi penuh dengan moralisme dan sok, sinis dan munafik,” ungkap Power kepada wartawan.
Pernyataan Power datang setelah duta besar Rusia untuk PBB dilaporkan mengutuk serangan udara selama pertemuan tertutup.
Operasi udara itu dilakukan di dekat bandara Deir ez-Zour menggunakan dua pesawat F-16 dan dua peswat A-10 milik pasukan koalisi, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh akun Facebook Kementerian Pertahanan Rusia.
Pentagon mengatakan pesawat koalisi melakukan serangan udara di selatan Deir ez-Zour yang “segera dihentikan” setelah Rusia menginformasikan kepada koalisi pimpinan AS “bahwa ada kemungkinan personil dan kendaraan yang ditargetkan adalah bagian dari militer rezim Suriah.”
“Pasukan koalisi percaya bahwa mereka menyerang posisi Daesh yang telah mereka lacak sebelumnya sebelum pemboman,” kata Komando Pusat dalam sebuah pernyataan.
Departemen Pertahanan Australia membenarkan bahwa pesawat beberapa negara termasuk di antaranya milik Australia berpartisipasi dalam operasi koalisi.
“Sementara Suriah tetap menjadi wilayah operasi yang dinamis dan kompleks, Australia tidak akan pernah sengaja menargetkan unit militer rezim Suriah atau secara aktif mendukung Daesh,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Departemen Pertahanan AS menyampaikan belasungkawa kepada keluarga personil rezim Suriah yang tewas atau terluka dalam insiden itu.
Krisis ini terjadi setelah gencatan senjata kemanusiaan disepakati Rusia-AS, dan hanya beberapa hari sebelum Majelis Umum PBB mengumpulkan lebih dari 190 pemimpin dunia untuk KTT tahunan.
AS dan Rusia juga telah sepakat untuk membuat sebuah pusat operasi bersama untuk melaksanakan serangan terhadap Jabhat Fatah al-Sham (Al Nusra) jika perjanjian berlaku selama tujuh hari berturut-turut.
Belum jelas apakah nantinya serangan pada hari Sabtu yang menewaskan pasukan rezim Assad akan berpengaruh pada kesepakatan tersebut.
Anadolu Agency