Wednesday 19 June 2013

Ratusan Muslim Belanda Tinggalkan Hidup Nyaman dan Keluarga Harmonis demi Jihad di Suriah

AMSTERDAM, BELANDA (voa-islam.com) - Meninggalkan kehidupan yang nyaman dan keluarga mereka yang harmonis demi membantu kaum Muslimin yang saat ini dibantai secara tak berperikemanusiaan oleh rezim Nushairiyah Bashar Al-Assad, membuat ratusan Muslim asal Belanda meninggalkan negara itu menuju ke Suriah untuk melakukan jihad melawan pasukan rezim pemerintah Suriah.

"Melindungi orang-orang dari para tentara pembunuh ... memberikan kepuasan," kata Abu Fidaa, seorang Muslim Belanda yang tergabung pejuang anti-rezim di Suriah, dalam sebuah e-mail kepada koran Volkskrant sebagaimana dikutip oleh Berita Belanda pada hari Ahad (16/6/2013).

Dalam serangkaian e-mail yang dikirim antara 26 Mei hingga 12 Juni, Abu Fidaa mengatakan ia berperang melawan rezim Assad di Suriah bersama dengan 100 sampai 150 Muslim Belanda.

"Kami tersebar di beberapa lokasi dengan saudara-saudara kami dari negara lain untuk memudahkan integrasi," tulisnya.

"Saudara-saudara yang lain datang dari Belgia, Jerman, Kanada dan Rusia."

Abu Fidaa menyangkal laporan bahwa mereka menjadi para pejuang yang dibayar, mengatakan bahwa para mujahidin membiayai sendiri untuk perjalanan mereka ke Suriah.

"Biaya tiket pesawat, hotel, dan taksi hanya beberapa ratus euro. Dan tinggal di sini sangat murah, "tulisnya.

"Kami mendapatkan jumlah bulanan yang lumayan dan jika Anda terlibat dalam pertempuran dilapangan Anda biasanya mendapatkan bagian dari harta rampasan (Ghanimah-Red)."
Rindu jihad
..Bertahun-tahun gambar yang telah kita lihat di Irak dan Afghanistan telah menanam kerinduan untuk berjihad dalam hati kita..
Mujahid Belanda itu juga menolak klaim bahwa para pemuda yang direkrut bertentangan dengan keinginan mereka.

"Apa gunanya laki-laki muda yang tidak ingin berperang?" Tanyanya.

"Jika anak-anak muda tersebut telah direkrut, itu adalah berkat barat karena perang barbar mereka di negara-negara Muslim. Bertahun-tahun gambar yang telah kita lihat di Irak dan Afghanistan telah menanam kerinduan untuk berjihad dalam hati kita."

Lebih dari 93.000 orang telah tewas dalam dua tahun pertempuran antara rezim Assad dan pejuang oposisi di Suriah.

Pertempuran tersebut telah memaksa lebih dari satu juta warga Suriah meninggalkan rumah mereka ke negara-negara tetangga di samping dua juta lainnya di negara itu yang tidak mempunyai tempat tinggal.

Ribuan mujahidin asing diyakini telah bergabung dengan perang melawan rezim Assad di Suriah.

Warga sipil dibantai

Pemuda Muslim tersebut mengutuk Barat karena mengabaikan pembantaian warga sipil Suriah di tangan pasukan Bashar selama dua tahun terakhir.

"Kita tahu barat akan menghabiskan semua uang, menggunakan setiap teori konspirasi yang mereka bisa ... untuk memerangi kaum muslimin dan mujahidin di Suriah yang memilih Syariah atas demokrasi," tulisnya.

"Kita telah melihat ini di Afghanistan, Yaman, Waziristan, Somalia, Mali. Kami berharap konflik ini juga akan datang ke Suriah ketika Bashar Al-Assad telah jatuh. "

Dia menyebut perang sebelumnya pada umat Islam di Balkan, menyerukan umat Islam untuk melindungi diri mereka sendiri.

"Sebagai seorang Muslim Anda tahu Anda memiliki banyak musuh yang bisa menyerang setiap saat," tulisnya.

"Lihatlah apa yang terjadi antara Bosnia dan Serbia yang hidup dalam damai selama bertahun-tahun.

"Di Belanda Wilders telah diberi podium di arena politik untuk membuat sebagian pernyataan rasis. Kami menyarankan umat Islam untuk serius berpikir tentang berhijrah, "katanya.

Tinggal ribuan mil jauhnya dari rumah mereka, mujahid muda tersebut menyangkal bahwa perjalanannya ke Suriah adalah akibat dari masalah psikologis.

"Umat Muslim di barat yang sedang tak berdaya membutuhkan bantuan psikiater, bukan kami.

"Jihad di Suriah memiliki efek terapi." katanya.

"Lebih aneh lagi, para ikhwan yang telah berhasil membunuh salah satu dari tentara Bashar Al-Assad justru akhirnya telah diberikan kedamaian di dalam hati mereka." pungkasnya. (st/oi)

No comments:

Post a Comment