Monday 19 August 2013

Kisah-kisah wartawan yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk mengungkapkan kepada dunia tentang kebenaran yang terjadi di Syria:

Kisah-kisah wartawan yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk mengungkapkan kepada dunia tentang kebenaran yang terjadi di Syria:


Dalam upaya rezim Assad untuk mencegah dunia dari terus menerima fakta dan informasi sebenarnya tentang kekejaman mereka pada umat Islam ahl-sunnah di Suriah, rezim Syiah Assad telah menembak mati ribuan wartawan yang datang meliput di Syria.

Berikut adalah beberapa kisah wartawan media yang ditembak mati di Syria:

1. Hasan Azhari:

Mahasiswa tahun kelima di Fakultas Farmasi, berusia 24 tahun dari Latakia, seorang aktivis dan fotografer.

Ia Juga dikenal sebagai Fouad Latkani, banyak mendokumentasikan pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang dilakukan militer Assad di Latakia terhadap muslim Syria.

Ia ditangkap oleh tentara rezim tanpa alasan yang jelas pada 27 Maret 2012.

Dua bulan setelah penangkapannya, pada 11 Juni 2012 rumah sakit militer di Damaskus menghubungi keluarganya meminta mereka untuk mengambil jasadnya dari rumah sakit. dikabarkan bahwa ia telah dibunuh sejak 17 Mei akibat penyiksaan oleh tentara rezim.

Tetapi pasukan keamanan pada waktu itu melarang orang mengambil tubuhnya, intelijen Syria menolak tubuhnya diserahkan kepada ayahnya, dan memberitahu ayah Hasan bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk menguburkan dia di Pusat Perawatan Hak Asasi manusia di kota Damaskus!

2.Tamir Awam:

Direktur perusahaan pembuatan Film di Jerman ini merupakan kelahiran Syria di kota Sweida tahun 1977.

Selama di Jerman ia juga menjadi pengajar mahasiswa pada bidang perfilman hingga akhirnya beliau memutuskan untuk menyertai revolusi dan berada di medan perang setelah sebelumnya mengambil bagian dalam banyak protes terhadap Basyar di Jerman.

Tamir Awam telah menghasilkan beberapa dokumenter tentang revolusi dan penderitaan rakyat Syria dibawah kekejaman rezim Assad.

Tamir terbunuh sesudah sebelumnya terluka akibat terkena pecahan peluru saat mengiringi FSA di Aleppo, berbagai upaya dilakukan dokter untuk menyelamatkanya tidak berhasil hingga akhirnya ia meninggal pada 9 September 2012.

3. Rami Sayed:

Aktivis dan fotografer yang dilahirkan pada tahun 1985 di kawasan Baba Amr, Homs.

Dia merupakan salah seorang yang paling penting dalam menyiarkan berita secara live dari provinsi Homs.

Seorang diri Rami Sayed telah mempublikasikan lebih dari delapan ratus video klip dari Homs. dia merekam dengan jelas serangan pasukan rezim di kawasan Baba Amr yang dikepung di Homs, dan upaya rezim untuk merebut kota dari FSA.

Dia tewas setelah terluka oleh pecahan peluru dari serangan tank-tank Assad ketika ia mencoba untuk membantu korban yang terluka pada 21 Februari 2012.

Saat terluka parah, petugas medis tidak dapat memindahkan dia dari rumah sakit darurat di medan perang ke rumah sakit yang lebih baik karena pengepungan rezim.



4. Ahmad Syahadah:

Pemuda Syria berumur 32 tahun, wartawan dari Daraya tepi Damaskus.
]
Ia merupakan editor majalah "Anggur

Negeriku", telah banyak aktif dalam berbagai gerakan protes dan mengatur demonstrasi damai. Selain itu Ahmad juga merupakan mahasiswa S2 di Fakultas Ekonomi.

Selama revolusi, ia telah ditahan dua kali
dan penahanan yang terakhir selama 6 bulan.

Ahmad Syahadah telah dibunuh pada 12 Maret 2013 dalam serangan roket yang menyerang di tempat di mana dia berdiri.

5. Mazhar Tayara:

Mahasiswa semester lima di Fakultas Teknik Sipil, dari Homs dilahirkan tahun 1988.

Ia memanfaatkan kefasihannya dalam bahasa Inggris dan Perancis untuk berkhidmat dalam revolusi sebagai reporter dalam 3 bahasa, dia memberikan berita kepada banyak media secara berkelanjutan, seperti Agence France-Presse, The Guardian dan Die Welt Jerman, serta Al-Jazeera dan di banyak media lainnya.

Mazhar terbunuh akibat terluka dibagian kepala dan kaki karena terkena serpihan ledakan peluru tank saat serangan rezim ke kawasan sekitar Khalidiya di Homs.

Ia meninggal dunia pada 4 Februari 2012 sesudah 1 jam dalam keadaan terluka parah di rumah sakit darurat dan tidak dapat ditangani dengan baik karena kurangnya peralatan medis dan obat-obatan yang memadai.

6. Abu Yazan Hamwi:

seorang aktivis media dan juru bicara media untuk dewan revolusi di wilayah Hama. Dibunuh oleh peluru sniper di bagian kepalanya pada 26 Desember 2012 ketika menemani kru-kru Al-Jazeera di Idlib.

Keluarga dan teman-temannya meminta kami tidak mempublikasikan nama sebenarnya dan informasi mengenai beliau untuk melindungi keselamatan keluarganya yang masih tinggal di Hama,cdaerah yang masih di bawahckontrol rezim.



7. Mus'ab Al Awda lillah:

Wartawan dari Daraa kelahiran tahun 1977, adalah seorang aktivis dalam Revolusi Syria yang dikenal dengan nama samarannya sebagai Abu Said Al-Hourani.

Ia bekerja sebagai seorang wartawan, fotografer, aktivis media serta sebagai perwakilan untuk saluran berita Reuters dan Orient untuk menyampaikan gambar revolusi dan suara rakyat.

Pada 22 Agustus 2012, pasukan keamanan rezim menyerbu rumahnya yang berada di dekat sungai Aysah dan mengeksekusinya. Dia telah ditembak mati di atas tanah rumahnya, terdapat 40 orang lainnya yang tewas dibantai di daerah itu pada hari yang sama.

8. Muhamad Musalimah:

Aktivis dan fotografer majalah dari Daraa, berumur 33 tahun yang juga dikenal di FB sebagai "Mohammed Hourani".

Dia telah membuat banyak laporan dan dokumen berita untuk Al-Jazeera dari Dara'a.

Muhammad Musalimah selalu di bawah pengawasan dan gangguan dari intelijen pasukan Assad, mereka selalu mengikutinya dan keluarganya, sampai mereka membunuh adik perempuannya yang masih remaja dengan peluru oleh penembak jitu dari belakang dan meninggal seketika di tempat kejadian.

Muhammad telah melewati berbagai percobaan pembunuhan oleh sniper rezim, namun dengan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala ia selamat. Hingga akhirnya, peluru sniper rezim berhasil membunuhnya pada hari ketika ia meliput pertempuran antara FSA dan mafia Assad pada 18 Januari 2013.

9. Bara'a Bushi:

Wartawan ini dilahirkan di Hama, 1987. Setelah menyelesaikan kuliah di fakultas Media di Universitas Damaskus, ia bergabung dengan Wajib Militer sebagai letnan hingga kemudian ia mengumumkan pembelotannya dari ketentaraan rezim Assad pada31 Mei 2012.

Di media dan dalam berita-berita yang ia tulis, ia dikenal sebagai Omar al-Hamwi.

Bara'a terbunuh ketika meliput pengeboman di kota Al-Tal di tepi Damaskus pada 8 November 2012.


Al-Jazeera
http://www.aljazeera.net/news/pages/1d5fcf62-e545-4916-bdb4-ccee3e85501f

No comments:

Post a Comment